Catatan Bulan Agustus
"rasa syukur menikmati bisa berjalan saja, baru terasa saat aku susah berjalan seperti ini"
Hai, Agustus. Ada beberapa cerita yang ingin saya sampaikan. Niatnya kepingin cerita aja sih, bukan nulis opini atau jurnal atau juga ngoceh soal feminisme.
Sebelumnya terimakasih, karena baru setengah bulan ini, Agustus menemani saya dengan hari-hari yang penuh tantangan dan hampir ketidakwarasan. Ini baru setengah bulan loh. Tapi setengah bulan itu berhasil membuat diri jadi overthingking, cemas, sedih, takut, dan bahkan hampir trauma turun tangga wkwk. Rekorr (tepuk tangan).
Awal-awal bulan Agustus, seperti biasa. Saya tak bisa melepaskan kewajiban saya sebagai mahasiswi untuk mengikuti program wajib Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR). Rencananya kemarin itu, kami (saya dan kawan-kawan) melaksanakan KKN-DR di salah satu rumah teman yang berada di Depok. Untuk pertama kalinya, saya benar-benar merasakan KKN yang langsung 'ngabdi' atau terjun ke masyarakat, walaupun cakupannya hanya tertuju pada anak-anak TPA dan SD. Karena secara, KKN-DR yang saya dan teman-teman lakukan kebanyakan sifatnya dianjurkan fleksibel saja oleh PPM, karena terhalang Pandemi Covid-19 yang masih melonjak serta PPKM, ya misalnya Webinar Nasional ataupun Webinar Kelompok saja, atau juga melaksanakan KKN-DR di rumah masing-masing, yang tidak sesuai dengan domisili KKN-DR yang tertera di data PPM Uin Jakarta. Tapi tak apa, yang penting laporan harus tetap jalan sebagaimana maunya PPM dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Kami melaksanakan KKN dari mulai jam 10.00 pagi sampai dengan jam 17.00 sore. Ketika waktu tiba jam 17.00, kami izin pulang. Tentunya aku pulang ke kossan teman. Di sana aku tak langsung istirahat, sebagai panitia dan juga kader organisasi, aku dan salah satu temanku buru-buru mandi, packing barang, solat maghrib dan isya lalu langsung pergi ke tempat sekret untuk Screening teman-teman yang ingin daftar. Akhirnya, Screening berlangsung dari jam 19.00 sampai jam 00.00 pagi. Setelah screening, aku langsung berangkat ke tempat training bersama beberapa panitia. Aku mencoba untuk tidur di dalam mobil, tapi kupikir jalanan berbatu itu lebih asik memakan waktu tidurku. Setibanya di tempat, aku mencoba untuk tidur sebentar, lalu solat subuh dan langsung berbelanja makanan untuk hari itu. Dari pagi sampai malam, aku belum istirahat maksimal, dan sepertinya tak bisa. Mungkin hanya kebagian waktu 2 jam bahkan 1 jam untuk tidur. Tapi tak apa, setidaknya aku masih memiliki waktu tidur itu, walau cuma sebentar.
Sebenernya kegiatanku di tempat training sangat padat wkwk. Tapi aku tak akan menceritakannya banyak, karena ku pikir kalian pasti akan bosan. Namun sepertinya ada beberapa hal yang bikin hati jadi mellow, mellownya pake banget sih, tapi ya sudahlah. Rasanya, rasa capek itu bertumpuk menjadi satu kombinasi rasa yang berantakan, ditambah kabar tak mengenakan dari rumah. Namun, rasanya, lagu Don't Look Back In Anger karya Oasis dan All I Want karya Kodaline berhasil menemani hari-hariku yang awur-awurran. Sempat beberapa kali kepergok nangis, cuma aku beralasan lain dan setengah berbohong wkwk. Aku tak ingin orang lain khawatir soal kondisiku. Karena pasti, mereka juga punya kondisi yang sama sepertiku, tapi mencoba untuk menutupi hal itu.
Akhirnya setelah acara selesai, aku mulai entah menyibukkan diri atau sibuk mengurusi soal E-Book KKN-DR dengan beberapa anggota kelompokku. Bolak-balik Ciputat, akan ku perjuangin demi kuliah. Aku udah gabisa ngeluh lagi, soal gimana kondisi badanku, pikiranku, karena kalo ngeluh pun ya percuma, orang-orang belum tentu mau dan ngerti dengan apa yang ku rasain. Sampe akhirnya di suatu hari, ada kabar kalo UKT belom turun ditambah kabar dari SekJur untuk mengikuti Sosialisasi Penyusunan Skripsi. Demi aer kobokan warteg, itu puncak kemeledakkanku sih. Ya ibarat kayak Jepang di jatohin bom di Hiroshima sekaligus di Nagasaki sama Amerika. Jadi bayangan soal bikin E-Book sempet error karena disuruh nentuin judul skripsi dan bikin proposal skripsi. Shit! Engga bukannya aku bodo amatan soal skripsi, tapi itu kayak bertumpuk-tumpuk gitu jadi satu. Aku tuh sampe bikin dialog sendiri "Bisa kan satu-satu dulu? Bisa gak ngomongin skripsinya entar aja kalo udah kelar bikin E-Book KKN?". Yaa kalaulah memang bikin pembelaan "yaudah jangan terlalu di pikirin", telat anjir udah kepikiran.
Masalah hati yang melow, Ukt beasiswa belom turun, e-book belom kelar, sampe akhirnya disuruh nyiapin diri buat skripsi. Rasanya kayak pengen banting lemari. Tapi untungnya bukan lemari yang ke banting. Tapi malah diri sendiri jatoh dari tangga.
Hari Senin minggu ini, ceritanya pengen di ajak jalan nih sama senior. Cuma kayaknya aku terlalu memporsir banyak hal deh, sampe akhirnya setelah subuh naik tangga mau cari baju, pas mau turun, hal-hal sialan tadi kepikiran lagi ditambah kepikiran "ntar pake kerudung apa ya?", sampe akhirnya, kaki lupa napak ke tangga, eh malah terjun menggeledak sampe ubin dapur. Kaki tiba-tiba gak kerasa kena air panas, pinggang berasa patah, kepala rada benjol dikit, leher sakit, dan beberapa bagian memar lainnya lagi. Sempet amnesia 5 menit, sampe bingung sekarang tanggal berapa, hari apa, aku abis ngapain, kok badan sakit semua. Tapi yang ku inget cuma dua nama orang doang.
Efek dari semua itu, akhirnya sekarang susah jalan. Alhamdulillahnya badan udah mendingan gak terlalu kerasa sakit, kecuali kaki dan kepala. Rasa syukur menikmati bisa berjalan saja, baru terasa saat aku susah berjalan seperti ini. Sekali berjalan rasanya urat berasa ke tarik banget, sebentar berhenti, sebentar jalan lagi, walau efeknya sekarang kaki makin bengkak, gendut. Namun di sela rasa sakit itu, aku cukup merasa mendingan setelah mendengar beberapa musik rock dan juga alternatif rock, misalnya beberapa lagu Linkin Park dan Radiohead-Creep salah satunya. Meskipun begitu, aku tetap percaya, di balik segala persoalan pasti ada hikmahnya yang aku pun belum tau itu apa.
Komentar
Posting Komentar