Catatan Hitam, Lembar 1 : Memahami Anarkisme Alexander Berkman
Resensi Buku ABC Anarkisme : Anarkisme untuk Pemula karya Alexander Berkman
'Anarkisme, Bukan Musuh Semua Orang'
'Anarkisme Bukan Kekerasan'
Note ❗: Catatan ini bersifat sensitif, catatan ini hanya sebagai wacana keilmuan, pemahaman dan representatif intelektual, agar tak salah dipahami.
Menggeluti Anarkisme, adalah pekerjaan yang sudah ku lakukan sejak semester 3. Catatan mengenai anarkisme sendiri bersifat sensitif sehingga mudah di jadikan boomerang, dan disalahpahami oleh masyarakat. Anarkisme adalah penggambaran dunia utopia idealis yang tak mampu sepenuhnya terwujud dan mudah di terapkan. Maka dari itu, anarkisme hanya sebatas pemahaman, ideologi yang di tawarkan Goldman, Berkman, Bakunin, Pierre, Kropotkin, Malatesta dan Rocker sebagai ideologi, pemahaman, dan catatan yang sempurna.
Buku ini adalah karya persembahan Berkman untuk menjelaskan teorisasi anarkisme pemula kepada para pembaca. Pembaca akan menyelami keseluruhan mengenai apa itu anarkisme, revolusi, memahami penting dan perlukah pemerintahan, otorisasi dan kapitalisme? Semua di ulas secara sistematis agar pembaca memahami dengan baik sejatinya "anarkisme" sendiri dengan bahasa yang sederhana.
A. Anarkisme, bukan Musuh Semua Orang
Banyak kepalsuan (fitnah) yang telah menyebar mengenai anarkisme. Bagi Berkman, anarkisme seolah-olah dibuat mengerikan, keji, dibenci, dan tak ingin dikenali sepenuhnya dengan baik oleh masyarakat. Beberapa orang berbohong mengenai anarkisme, hal ini dilakukan karena 'mereka' tidak ingin kamu benar-benar mengenal dan mengerti sejatinya anarkisme. Dan satu hal yang pasti, anarkisme memiliki banyak musuh : bos politik, para kapitalis, surat kabar dan pers kapitalis, dan sebut saja (polisi) dan angkatan militerisme tidak akan berbicara jujur mengenai anarkisme kepadamu, walaupun sebetulnya mereka tahu apa sejatinya anarkisme. Sebab mereka hanya ingin kau membencinya. Mereka memahami anarkisme sebagai sesuatu yang penuh dengan ketidakteraturan dan kekacauan sebagai sesuatu yang juga harus kau pahami. Bahkan kaum bolshevik banyak mengatakan dan memahami hal yang salah tentang anarkisme.
Lalu, apa yang bukan anarkis? Berkman merumuskan, ada 6 poin yang harus kau pahami tentang anarkis.
1. Anarkisme bukan bom, ketidakteraturan dan kekacauan
2. Anarkisme bukan perampokan dan pembunuhan
3. Anarkisme bukan perang
4. Anarkisme bukan kembali pada barbarisme
5. Anarkisme adalah kebebasan dari semua itu
6. Anarkisme adalah kebebasan yang harus kau miliki
Maka anarkisme adalah kesempatan untuk memilih jenis kehidupan yang kau mau, tanpa ada yang menganggu. Dalam dunia anarkis, semua orang berhak menjalani kebebasan tanpa ada paksaan, semua orang harus menjalani hidup rukun, bersaudara, penuh kedermawanan, damai dan harmonis. Dalam dunia anarkis, tidak boleh ada perang, tidak boleh ada penindasan, penderitaan, kejahatan kolektif, monopoli, kemiskinan, dan tak boleh ada pengambilan keuntungan dari siapapun secara sepihak. Secara singkat, anarkisme adalah kehidupan yang teratur dan masuk akal. Dengan begitu, anarkisme, bukanlah musuh setiap manusia, tetapi cita-cita setiap manusia.
B. Apakah Anarkisme itu 'Kekerasan'?
Berkman memang seorang anarkis, tapi orang-orang mengakui Berkman sebagai orang yang melakukan kekerasan dan mencoba melakukan penghancuran. Tetapi, apakah benar anarkisme itu 'kekerasan'? Tidak. Tetapi para kapitalisme dan sebut saja (otorisasi pemerintahlah) yang mempertahankan ketidakteraturan dan kekerasan. Bagi Berkman, produk perang, penindasan, pembunuhan massal, perampasan yang legal, serta revolusi industrilah hasil kerja daripada kapitalisme. Anarkisme justru adalah kebalikan dari semua itu. Ia memiliki arti "keteraturan tanpa pemerintah dan keadilan tanpa kekerasan".
Mungkin benar, jika sampai saat ini kita masih melihat bahwa kaum anarkis seringkali memakai metode kekerasan, tapi tidak semua kaum anarkis seperti itu. Kekerasan hanyalah bagian dari praktik yang harus dilakukan jika pemerintah sudah terlanjur sangat despot. Kekerasan hanyalah respon atas kepekaan mereka terhadap hadirnya kemungkaran, ketidakadilan dan penindasan, sehingga terkadang jalan terakhir menyuarakan protes adalah melalui kekerasan. Dahulu, mungkin banyak kaum anarkis yang mempercayai kekerasan sebagai sebuah alat propaganda, namun sekarang kekerasan nyata-nyatanya bukanlah metode yang tepat, kekerasan menjadi alat yang tidak penting dan bahkan membahayakan ide-ide mereka.
Berkman menyatakan, bahkan jika kenyataannya kekerasan bisa terjadi di tangan-tangan oleh kaum revolusioner, maka kenyataannya kekerasan juga bisa terjadi di tangan-tangan kaum patriotik, nasionalis, republikan, bahkan kaum beragama sekalipun, sebab sejarah telah mengungkapkan bahwa kekerasan telah menjadi objek perjuangan dari zaman dulu untuk mendapatkan sesuatu.
Kita terlalu terpaku dan terlena dalam semangat kekerasan, sehingga kita tidak pernah sadar atau setidaknya menanyakan kepada diri kita, "apakah kekerasan itu hal yang benar atau salah?" sedangkan kita hanya menanyakan "apakah itu legal? Apakah hukum memperbolehkannya?" Maka dari itu, selama kekerasan yang dilakukan bersifat 'legal', maka kita di tuntut untuk selalu tunduk dan menyetujuinya. Jadi, keberatan kita bukan di dasarkan pada kekerasan, tetapi kepada orang yang menggunakan kekerasan atas nama 'legal' dan 'ilegal'.
Bagi Berkman pula, kekerasan dan ketakutan legal ini telah mendominasi seluruh kehidupan kita, baik individual maupun kolektif. Otoritas adalah hak untuk memaksa yang sudah kita dapatkan sejak masih di ayunan bayi sampai kembali menjadi tanah. Ia menguasai melalui 'ketakutan' kamu pada satu bentuk hukuman atau bentuk hukuman lainnya. Seluruh kehidupan kita adalah rantai ketakutan yang membuat memar badan dan jiwa kita. Bagi kaum anarkis, ketakutan itu di dasarkan pada otoritas agama, Gereja, orang tua, kapitalis dan penguasa. Maka dari itu, kehidupan adalah sebuah penjajahan, ketundukan, dan pelanggaran dalam hidup secara terus-menerus dijalani terhadap pikiran-pikiran dan kemauan orang lain. Dan karena kita di jajah, maka kita akan membalas dengan cara kekerasan pula, melakukan penjajahan dan penaklukan terhadap orang lain tanpa memikirkan "apakah cara ini benar atau salah?". Dengan demikian maka, semua kehidupan akhirnya akan dan telah menjadi roda rangkaian yang gila akan otoritas. Dan kita pada akhirnya adalah makhluk yang tidak beradab, mengambil jalan kekuatan dan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Maka dengan begitu, kekerasan bagi anarkisme adalah metode kebodohan dan senjata orang lemah. Semakin manusia tercerahkan, maka manusia akan semakin sadar bahwa kekerasan adalah cara yang bodoh bahkan paling bodoh. Dan anarki, adalah dunia yang cerah. Anarkisme adalah kondisi yang ideal. Dengan demikian, anarkisme adalah kebalikan dari semua hal yang despot. Ia adalah harmoni, angin revolusi yang idealistik.
Sekian, (Nona)
--
Komentar
Posting Komentar